Menulis di Atas Pasir, Mengukir di Atas Batu

Posted by DIAZ Thursday, March 19, 2015 0 comments
Ada sebuah kisah tentang sepasang suami istri yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat keras. Istri yang kena hardik, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis dimana mereka memutuskan untuk mandi. Si Istri, mencoba berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis di sebuah batu : HARI INI SUAMIKU YG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Suami bertanya : “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di atas batu ?”
Istrinya sambil tersenyum menjawab : “Ketika hal buruk terjadi, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu dan aku bisa melupakannya…
Dan bila sesuatu yang baik dan luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya di atas batu hatiku, agar tidak bisa hilang tertiup angin waktu dan akan kuingat selamanya.”
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Terkadang malah sangat menyakitkan, oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masalah yang lalu.

“Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk semua hal yang MENYAKITKAN dan selalu MENGUKIR DI ATAS BATU untuk semua KEBAIKAN ….”

Baca Selengkapnya ....

Tangguhkan Kesenangan Kita untuk Hari Akhir

Posted by DIAZ Sunday, March 15, 2015 0 comments
Dalam kitab Hayatush Shahabah, disebutkan bahwa Hafsh adalah salah seorang kawan dekat Khalifah Umar ibnul Khaththab radhiyallahu anhu yangselalu menolak makan bersama dengan beliau.
Ia mengkritik makanan khalifah yang menurutnya begitu sederhana. Bahkan ia mengatakan bahwa makanan keluarganya jauh lebih baik dari pada makanan Khalifah Umar.
Menanggapi sikap kawannya, Khalifah Umar berkata, “Jika aku mau, aku bisa saja menikmati makanan terbaik dan mengenakan pakaian terindah, aku tidak melakukan itu semua karena aku ingin menyisakan kesenanganku untuk hari akhirat kelak.”
Khalifah yang mulia ini melakukan hal yang demikian karena mencontoh guru dan pemimpinnya yang agung yaitu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Khalifah Umar bertutur, “Aku pernah meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aku dapatkan beliau sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar, sebagian tubuh beliau yang mulia ada diatas tanah. Beliau hanya berbantalkan pelepah kurma yang keras. Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk didekatnya, hingga aku tak sanggup menahan tangisku…”
“Mengapa engkau menangis, wahai putra Al-Khaththab?” tanya Rasul yang mulia.
“Bagaimana aku tidak menangis, tikar ini telah menimbulkan bekas di tubuhmu, engkau adalah Nabi Allah, kekasihNya, sementara kekayaanmu hanya ini yang aku lihat, nun jauh di sana Kisra dan Kaisar duduk di atas alas emas dan berbantalkan sutra”
Nabi berkata, “Mereka telah menyegerakan kesenangannya saat ini juga, kesenangan yang cepat berakhir, kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir kita. Perumpamaanku dengan dunia ini seperti orang yang bepergian atau safar di musim panas, ia berlindung sejenak dibawah pohon kemudian setelah itu berangkat dan meninggalkannya…”
Masya Allah…

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Cikaha Fashion Store - Original design by Weeldan | Copyright of Blogging Yuuk!!.

Followers