Emak dan Tempe Setengah Jadi

Posted by DIAZ Wednesday, December 10, 2014 0 comments

Bismillahir-Rah¬maanir-Rahim, setelah lama tidak update blog, alhamdulillah admin menemukan sebuah kisah yang menarik nih pembaca, selamat membaca..


Abah dan Emak tinggal di sebuah desa yang cukup terpencil. Setiap hari, mereka bekerja membuat tempe untuk kemudian Abah menjualnya ke pasar. Jualan tempemerupakan satu-satunya sumber pendapatan mereka untuk bertahan hidup.
Pada satu pagi, Abah jatuh sakit, Emak pun mengambil alih tugas menjual tempe. Saat tengah bersiap-siap untuk pergi ke pasar menjual tempenya, tiba-tiba Emak sadar bahwa tempe buatannya hari itu masih belum matang, masih separah jadi.
Emak merasa sangat sedih karena tempe yang masih muda dan belum matang pastinya tidak akan laku. Itu artinya, untuk hari itu, mereka tidak akan mendapatkan pemasukan. Ketika Emak dalam kesedihan, tiba-tiba Abah mengingatkan Emak bahwa Allah Swt mampu melakukan perkara-perkara ajaib karena tiada yang mustahil bagi-Nya.
Emak pun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa, "Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar kacang kedelai ini menjadi tempe, amin." Begitulah doaringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Emak sangat yakin Allah pasti mengabulkan doanya.
Dengan tenang, Emak pun menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya. Emak pun membuka sedikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi tempe. Emak termenung seketika sebab kacang itu masih tetap kacang kedelaiyang belum matang benar.
Namun, Emak tidak putus asa. Dia berpikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Allah. Emak pun mengangkat kedua tangannya kembali dan berdoa lagi, "Ya Allah, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagi-Mu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe karena inilah mata pencarian kami. Aku mohon, jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe, amin."
Dengan penuh harapan, Emak pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan itu. Apakah yang terjadi? Emak menjadi heran sebab kacang-kacang kedelai itu ... masih tetap seperti semula!
Hari pun semakin siang. Artinya, pasar pun sudah ramai didatangi pembeli. Emak tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Berbekal keyakinan yang sangat tinggi, Emak memaksakan diri untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu. Emak berpikir, mungkin keajaiban Allah akan terjadi dalam perjalanannya ke pasar.
Dia pun berangkat ke pasar. Semua perlengkapan untuk menjual tempe, seperti biasa, dibawa bersama. Sebelum keluar dari rumah, Emak sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, "Ya Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara, aku berjalan menuju ke pasar, karuniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe, amin." Dengan penuh keyakinan, wanita tua ini pun berangkat. Di sepanjang perjalanan, dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya.
Sesampai di pasar, cepat-cepat, Emak meletakkan barang-barangnya. Emak betul-betul yakin kalau tempenya sekarang sudah benar-benar matang dan siap untuk dijual. Dengan hati yang berdebar-debar, Emak pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan yang ada. Perlahan-lahan, Emak membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya benar-benar tidak berubah, masih seperti semula!
Emak menarik napas dalam-dalam. Harapan dikabulkan-nya doa perlahan menipis. Emak merasa Allah tidak adil. Allah tidak kasihan kepadanya. Inilah satu-satunya sumber penghasilannya: berjualan tempe.
Dia pun hanya duduk saja tanpa membuka barang dagangannya itu sebab dia yakin bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru setengah jadi. Hari pun beranjak petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai berkurang.
Emak melihat para penjual tempe lainnya, jualan mereka sudah hampir habis. Emak tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa dia pulang tanpa membawa hasil jualannya hari itu.
Namun, jauh di sudut hatinya, Emak masih menaruh harapan terakhir kepada Allah, pasti Allah akan menolongnya. Walau tahu bahwa hari itu dia tidak akan mendapatkan pendapatan langsung, tetapi Emak berdoa untuk terakhir kali "Ya Allah, berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum jadi ini."
Tiba-tiba, Emak dikejutkan oleh teguran seorang wanita. "Bu ...! Maaf ya, saya ingin bertanya, apakah Ibu menjual tempe yang belum jadi? Dari tadi, saya sudah pusing berkeliling pasar ini untuk mencarinya, tapi tidak ketemu juga."
Emak langsung termenung, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. Betapa tidak terkejut, sejak sepuluh tahun dia menjual tempe, tidak pernah ada seorang pun pelanggan yang mencari tempe belum jadi.
Sebelum Emak menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat Emak berdoa di dalam hatinya "Ya Allah, saat ini aku tidak mau tempe ini menjadi matang. Biarlah kacang kedelai ini tetap seperti semula, amin."
Sebelum menjawab wanita itu, Emak pun membuka sedikit daun penutupnya. Alangkah senangnya hati Emak, ternyata memang benar, tempenya masih seperti semula! Hati Emak pun bersorak gembira. "Alhamdulillah," ucapnya.
Wanita itu pun memborong semua tempenya yang belum jadi itu. Sebelum wanita itu pergi, Emak sempat bertanya mengapa dia membeli tempe yang belum jadi. Wanita itu menerangkan bahwa anaknya yang tengah sekolah di Inggris ingin makan tempe dari desa.
Karena tempe itu akan dikirimkan ke tempat anaknya itu, si Ibu pun membeli tempe yang belum jadi. Harapannya, apabila sampai di Eropa nanti, akan menjadi tempe yang sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, sesampainya di sana, tempe itu sudah tidak enak lagi dimakan.
Demi Allah, tiada seorang pun yang berbaik sangka kepada Allah, melainkan pasti akan memberikan kepadanya apa yang dia sangkakan. Sebab, semua kebaikan itu ada dalam genggaman Allah.
Maka apabila Allah sudah memberi husnuzan-Nya, berarti Allah akan memberi apa yang disangkakannya itu. (Abdullah bin Mas'ud)
Subhanallah ...

Baca Selengkapnya ....

Hikmah: Menunggu itu Membosankan Kecuali...

Posted by DIAZ Thursday, March 13, 2014 0 comments
“Bagaimana mungkin orang setua dia bisa tahan berjam-jam hanya karena satu dua ikan?” gumamnya kemudian.
“Belum dapat, Pak?” ucap si pemuda sambil melangkah menghampiri Pak Tua. Yang disapa menoleh, dan langsung senyum. “Belum,” jawabnya pendek. Pandangannya beralih ke si pemuda sesaat, kemudian kembali lagi ke arah genangan sungai. Air berwarna kecoklatan itu seperti kumpulan bunga-bunga yang begitu indah di mata Pak Tua. Ia tetap tak beranjak.

“Sudah berapa lama Bapak menunggu?” tanya si pemuda sambil ikut memandang ke aliran sungai. Pelampung yang menjadi tanda Pak Tua terlihat tak memberikan tanda-tanda apa pun. Tetap tenang.

“Baru tiga jam,” jawab Pak Tua ringan. Sesekali, siulannya menendangkan nada-nada tertentu. “Ada apa, Anak Muda?” tiba-tiba Pak Tua balik tanya. Si Pemuda berusaha tenang. “Bagaimana Bapak bisa sesabar itu menunggu ikan?” tanyanya agak hati-hati.

“Anak Muda,” suara Pak Tua agak parau. “Dalam memancing, jangan melulu menatap pelampung. Karena kau akan cepat jenuh. Pandangi alam sekitar sini. Dengarkan dendang burung yang membentuk irama begitu merdu. Rasakan belaian angin sepoi-sepoi yang bertiup dari sela-sela pepohonan. Nikmatilah, kau akan nyaman menunggu!” ucap Pak Tua tenang. Dan ia pun kembali bersiul.
**
Tak ada kegiatan yang paling membosankan selain menunggu. Padahal, hidup adalah kegiatan menunggu. Orang tua menunggu tumbuh kembang anak-anaknya. Rakyat menunggu kebijakan pemerintahnya. Para gadis menunggu jodohnya. Pegawai menunggu akhir bulannya. Semua menunggu.

Namun, jangan terlalu serius menatap ‘pelampung’ yang ditunggu. Karena energi kesabaran akan cepat terkuras habis. Kenapa tidak mencoba untuk menikmati suara merdu pergantian detak jarum penantian, angin sepoi-sepoi pergantian siang dan malam, dan permainan seribu satu pengharapan.

Nikmatilah! Insya Allah, menunggu menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan. Seperti memandang taman indah di tepian sungai.

Baca Selengkapnya ....

Kisah Ular dan Gergaji

Posted by DIAZ Thursday, March 6, 2014 0 comments
Suatu malam seekor ular memasuki gudang tempat kerja tukang kayu.

Secara kebetulan ia merayap di atas gergaji.
Tajamnya mata gergaji menyebabkan perut ular terluka.

Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya.
Ia pun membalasnya dengan mematuk gergaji itu berkali - kali, serangan tersebut menyebabkan luka parah di bagian mulutnya.

Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuh tersebut.

Ia pun membelit gergaji itu sekuat tenaga. Belitan tersebut menyebabkan tubuhnya terluka teramat parah & akhirnya ia pun mati.

Di saat emosi & marah, rasanya mudah sekali bagi kita untuk melukai & menyakiti orang lain.

Padahal jika benar-benar kita sadari, sebenarnya yang akan terlukai & tersakiti adalah diri sendiri.

Oleh karenya sungguh tepat kalimat bijak berikut "Orang yang benar-benar hebat bukanlah seseorang yang mampu mengalahkan orang lain, melainkan ia yang mampu mengalahkan diri sendiri"

Rosulullah saw bersabda, "Barang siapa meredam amarah padahal dia mampu melampiaskannya (karena berkuasa), maka Allah memanggilnya dihadapan para makhluk di hari kiamat, Dia menyuruhnya memilih dari pada bidadari apa yg dia kehendaki (HR Abu Daud)

Subhanallah....

Ingat, marah adalah salah satu PINTU SETAN untuk merasuki tubuh manusia. Semoga kita bisa terhindar dari sifat pemarah. Aamiin.

Baca Selengkapnya ....

Kisah Kehebatan Seorang Ibu yang Selalu Menjaga Wudhu Ketika Mengandung dan Menyusui Anaknya

Posted by DIAZ 0 comments
Seseorang berkata : Aku berkenalan dengan seorang pemuda yang sangat baik, berwajah simpatik, berotak cemerlang, memiliki semangat dan tekad yg sangat kuat Kedua matanya yang menerawang mengisyaratkan kesehatan ruhani serta ketinggian pemikirannya.

Tubuhnya yg tinggi, kerendahan hatinya, kesopanan, keimanan dan akhlaknya mencerminkan seorang kekasih Allah. Dua tahun lalu ia menyelesaikan SMU nya dan kini mulai kuliah.

Semasa di SMU dulu, dia termasuk siswa yang pandai dan selalu mendapat perhatian para guru. Di Universitas pun, sejak minggu pertama, sudah tampak kebersihan ruhani, budi pekerti, kejujuran, persahabatan serta usahanya untuk selalu konsisten pada semua janjinya.

Pendek kata, dia seorang teman mengasyikkan yg kuperoleh. Aku sangat ingin berkenalan dengan keluarganya, khususnya Ibunya.

Pada suatu kesempatan aku berjumpa dengan Ibunya, dan Aku meminta kepada Sang Ibu untuk bercerita sedikit seputar anaknya serta metodologi pendidikan yg diterapkannya untuk sang buah hati. Ibunya berkata, “Ketika masih mengandung saya tidak pernah makan tanpa berwudhu terlebih dahulu.

Dan pada saat lahir, saya menyusuinya selama dua tahun penuh dan selama itu pula saya tidak pernah memberinya ASI dalam keadaan tanpa berwudhu. Ketika menyusui saya membaca ayat-ayat suci al-qur’an dengan suara pelan, saya selalu persembahkan jiwa saya untuknya.

Ayahnya, suami sang ibu menambahkan cerita tsb, ”Saya masih ingat Pernah ketika suatu malam yg di musim yang sangat dingin sekitar jam 1 malam, ketika Muhammad anak kami masih berumur satu tahun dia bangun sambil menangis. Istri saya bangun dan merasa kalau anaknya kelaparan.

Malam itu udara menusuk dan bersalju. Sebelum Istri saya menyusui dia bergegas keluar rumah untuk berwudhu dengan air yg sangat dingin, setelah berwudhu barulah istri saya memeluk Muhammad dan menyusuinya.

Ayahnya menambahkan, “Kalau sekarang Anda melihat sifat-sifat mulia dalam diri anak saya, itu tiada lain karena keikh;asan, kerja keras dan pengorbanan sang ibu.

Saya bertanya kepada sang Ibu , “Bagaimana Anda bisa berbuat demikian kepada anak Anda?”

Sang Ibu menjawab,”Semua yang kita miliki bersumber dari ajaran pendidikan Islam yang mulia serta perjalan Sayyidah Fathimah Az-Zahra (Salam Atasnya) putri Rasulullah, bukankan Sayyidah Fatimah sosok wanita agung itu, seringkali berkomunikasi dengan anak-anaknya pada masa mengandung dan sama sekali tidak makan serta menyusui anak-anaknya tanpa berwudhu?

Subhanallah....

Semoga kisah ini menjadi pelajaran dan i’tibar bagi kita semua. Aamiin

Baca Selengkapnya ....

Paman, Permen Itu Masih Terasa Manis di Mulutku

Posted by DIAZ Tuesday, January 14, 2014 0 comments
SEORANG lelaki tua masuk rumah sakit disebabkan umurnya yang telah senja dan badannya melemah.

Setiap hari seorang pemuda datang mengunjunginya dan duduk setia di samping beliau. Dia membantu lelaki tua itu baik memberinya makan atau mencuci pakaiannya.

Dia juga menemani lelaki tua tersebut sambil berbincang ringan di taman rumah sakit lalu membantunya kembali ke ruangan tempat lelaki tua beristirahat. Dia pula membantu beliau berbaring.

Sang pemuda pun pergi setelah beliau tenang beristirahat.

Masuklah seorang perawat untuk memberikan obat kepada lelaki tua itu sambil berkata: “Masya Allah wahai paman, begitu mengagumkan apa yang dilakukan oleh anak anda kepada anda. Amat langka di zaman ini seorang anak berbakti kepada orang tuanya.”

Lelaki tua itu memandang perawat tersebut sambil berkata di dalam hatinya: “Dia mengira bahwa pemuda tadi adalah anakku.”

Beliau pun berkata kepada perawat tersebut: “Pemuda tadi bukanlah anakku seperti yang engkau duga. Dulu, dia seorang anak yatim di lingkungan tempat kami tinggal. Kala itu, aku melihatnya menangis di samping pintu masjid setelah ayahnya meninggal. Lalu aku membelikannya permen. Tangisannya pun terhenti sejak permen kuberikan.

“Kini dia telah dewasa. Semenjak dia mengetahui keadaanku dan istriku yang sudah menua, dia mengajak istriku tinggal di rumahnya lalu membawaku ke rumah sakit ini untuk berobat.

“Saat aku bertanya kepadanya:

‘Wahai ananda, kenapa engkau membantuku seperti ini?’

Dia pun menjawab dengan penuh senyuman: ‘Wahai paman, permen itu masih terasa di mulutku hingga detik ini’.”

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Cikaha Fashion Store - Original design by Weeldan | Copyright of Blogging Yuuk!!.

Followers