Koin Penyok
Friday, February 6, 2015
0
comments
Seorang lelaki berjalan tak tentu
arah dengan rasa putus asa. Kondisi finansial
keluarganya morat-
marit. Saat menyusuri jalanan sepi,
kakinya terantuk sesuatu. Ia membungkuk & menggerutu
kecewa. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah
penyok." Meskipun begitu ia membawa koin itu
ke bank.
"Sebaiknya koin in dibawa ke
kolektor uang kuno", kata teller itu memberi
saran. Lelaki itu
membawa koinnya ke kolektor.
Beruntung sekali, koinnya dihargai 30 dollar. Lelaki itu begitu senang. Saat lewat
toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar
kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30
dollar untuk membuat rak buat istrinya. Dia
memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia melewati
bengkel pembuat mebel. Mata pemilik bengkel
sudah terlatih melihat kayu bermutu yang
dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan lemari
100 dollar
untuk menukar kayu itu. Setelah
setuju, dia meminjam gerobak untuk membawa
pulang lemari itu. Dalam perjalanan dia melewati perumahan. Seorang wanita melihat lemari yang
indah itu &
menawarnya 200 dollar. Lelaki itu
ragu-ragu. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi
250
dollar. Lelaki itupun setuju. Saat sampai di pintu desa, dia ingin
memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan
menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Tiba-tiba seorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas uang
itu, lalu kabur. Istrinya kebetulan melihat dan
berlari mendekati suaminya dan bertanya, "Apa yang terjadi?
Engkau baik-baik saja kan? Apa yang diambil perampok
tadi?"
Lelaki itu mengangkat bahunya dan
berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin
penyok yang
kutemukan tadi pagi".
Bila kita sadar kita tak pernah
memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam
kepedihan yang
berlebihan? Sebaliknya, sepatutnya kita
bersyukur atas segala yang telah kita miliki, karena
ketika datang & pergi kita tidak membawa apa-apa. Menderita karena melekat. Bahagia
karena
melepas. Karena demikianlah hakikat sejatinya
kehidupan, apa yang sebenarnya yang kita punya
dalam hidup ini? Tidak ada, karena bahkan napas kita
saja bukan kepunyaan kita dan tidak bisa kita
genggam selamanya.
Hidup itu perubahan dan pasti akan
berubah. Saat kehilangan sesuatu kembalilah
ingat bahwa
sesungguhnya kita tidak punya
apa-apa jadi "kehilangan" itu tidaklah
nyata dan tidak akan
pernah menyakitkan Kehilangan hanya
sebuah tipuan pikiran yang penuh dengan
ke"aku"an.
Ke"aku"an lah yang membuat
kita menderita. Rumahku, hartaku, istriku, anakku. Lahir
tidak
membawa apa-apa, meninggal pun
sendiri, tidak ajak apa-apa dan siapa-siapa. Pada waktunya "let it go",
siapapun yang bisa melepas, tidak melekat, tidak
menggenggam erat maka dia akan bahagia.
Semoga bermanfaat
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Koin Penyok
Ditulis oleh DIAZ
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://wildanwiltord21.blogspot.com/2015/02/koin-penyok.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh DIAZ
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment
Berkomentarlah sebagai pengunjung yang baik. Boleh berkritik, tetapi dengan kata yang baik. Boleh memberi saran, dengan kata-kata yang menyejukkan :-)