Cara Sederhana Untuk Bahagia
Sunday, February 17, 2013
0
comments
Oleh: Ust. Mohammad Fauzil
Adhim
Betapa dekat
kebahagiaan bagi mereka yang menetapi do'a ini:
"اَللَّهُمَّ
قَنِّعْــنِيْ بِـمَا رَزَقْــــتَــنِيْ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَاخْلُفْ عَلَى
كُـلِّ غَائِـبَةٍ لِيْ بِـخَيْرٍ"
“Ya Allah, jadikanlah
aku merasa qana’ah (merasa cukup, puas, rela) terhadap apa
yang telah engkau rezeqikan kepadaku, dan berikanlah barakah kepadaku di
dalamnya, dan jadikanlah bagiku semua yang hilang dariku dengan yang lebih
baik.”
Mengingat sejenak
sabda Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam, "قَدْ أفْلَحَ مَنْ
أسْلَمَ وَرُزِقُ كَفَا فًا، وَ قَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ Beruntunglah orang
yang memasrahkan diri, dilimpahi rezeqi yang sekedar mencukupi dan diberi
kepuasan oleh Allah terhadap apa yang diberikan kepadanya." HR.
Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Baghawi.
Betapa sederhanya
kebahagiaan. Ingatlah sejenak bagaimana Rasulullah shallaLlahu 'alaihi
wa sallambergurat pipinya karena alas tidur kasar. Hari ini betapa banyak
yang memiliki tempat tidur mewah, tapi hampir-hampir tak pernah ia rasai tidur
yang nikmat. Betapa berbeda.
Tengoklah Nabi shallaLlahu
'alaihi wa sallam. Betapa sederhana makannya. Tak menuntut syarat yang
berat, justru jadikan makan lebih nikmat. Sungguh, ketika engkau tak meninggikan
syarat terhadap apa yang engkau reguk dari dunia ini, semakin mudah engkau
rasai kebahagiaan. Dan apakah yang lebih berharga daripada ganti yang lebih
baik; ganti yang lebih membawa kebaikan atas apa-apa yang terlepas dari kita?
Maka do'a riwayat
Al-Hakim (beliau menshahihkannya) yang dicontohkan oleh Rasulullah shallaLlahu
'alaihi wa sallam ini merupakan kunci agar kita mampu bersikap secara
tepat terhadap dunia: qana'ah terhadap rezeqi
dari-Nya, barakah atas rezeqi yang kita terima dan ganti
yang lebih baik (bukan lebih banyak)atas apa-apa yang terlepas
dari kita. Sungguh, rezeki yang tak barakah, amat jauh dari kebaikan.
Jika tiga hal ini ada
pada kita, maka semoga lisan kita mampu memanjatkan do'a yang menyempurnakan
pembersihan jiwa kita. Semoga.
Do'a itu (semoga
kita dapat menghayati sepenuh kesungguhan.) adalah:
اَللَّهُمَّ إنِّي
أعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَ الْحَزَنِ،وَ الْعَجْزِ وَ الْكَسَلِ،وَالْبُخْلِ
وَ الْجُبْنِ،وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَ غَلبَةِالرِّجَالِ
“Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari (bahaya) rasa gundah gulana dan kesedihan, (rasa)
lemah dan malas, (rasa) bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penguasaan orang
lain.”
Inilah do'a yang
memohon pertolongan Allah Ta'ala agar kita mampu mengalahkan hasrat untuk
mengistirahatkan badan di saat ada kebaikan yang seharusnya kita kerjakan;
memohon kekuatan untuk TIDAK berpelit dalam mengulurkan rezeki kepada orang
lain; serta kelapangan hati untuk memberi kan jasa kita yang membawa kebaikan.
Maka, jika engkau
berkeinginan untuk berkelimpahan rezeki agar waktu istirahatmu lebih banyak dan
engkau dapat bersantai-santai kapan pun engkau mau, sesungguhnya engkau telah
mengingkari do'a yang dituntunkan oleh Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam ini.
Dan jika engkau pergi ke sana kemari untuk menyeru manusia agar bersegera
perkaya diri sehingga dapat bermalas-malasan, sadarilah bahwa mereka sedang
mengajak manusia untuk menjauh dari sunnah dan menghindar dari kebaikan.
Padahal bersama sunnah ada barakah.
Semoga kita terhindar
dari ghurur (terkelabui) disebabkan angan-angan kita sendiri. Marilah kita
memanjatkan do'a kepada Allah Ta'ala:
"اللهُمَّ أَرِنَا
الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ"
“Ya Allah, tunjukilah
kami bahwa yang benar itu benar dan berilah kami rezeki kemampuan untuk
mengikutinya. Dan tunjukilah kami bahwa yang batil itu batil, serta limpahilah
kami rezeki untuk mampu menjauhinya.”
Semoga kita tak
terpedaya oleh persepsi kita sendiri. Sungguh, kebenaran itu bukan bergantung
pada persepsi kita. Baik dan buruk juga bukan bergantung kepada persepsi kita.
Bukan bergantung pada cara pandang kita. Hari ini, ketika banyak manusia
menyerukan bahwa yang paling penting adalah persepsi kita tentang sesuatu,
marilah kita ingat kembali do'a ini. Di masa yang semakin jauh dari kehidupan
NabishallaLlahu 'alaihi wa sallam ini, semoga Allah Ta'ala limpahi
kita hidayah agar tidak mudah takjub pada kebanyakan perkataan manusia yang
terlepas dari Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah.
Lisan kita berdo'a. Hati kita berharap. Tapi,
apakah kita pun merenungkan maknanya?
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Cara Sederhana Untuk Bahagia
Ditulis oleh DIAZ
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://wildanwiltord21.blogspot.com/2013/02/cara-sederhana-untuk-bahagia.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh DIAZ
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment
Berkomentarlah sebagai pengunjung yang baik. Boleh berkritik, tetapi dengan kata yang baik. Boleh memberi saran, dengan kata-kata yang menyejukkan :-)