Tempayan Retak

Posted by DIAZ Thursday, January 31, 2013 0 comments

Seorang ibu yang sudah tua memiliki dua buah tempayan, yang dipikul di pundaknya dengan menggunakan bambu.
Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya tidak bercela dan selalu memuat air hingga penuh.
Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuh.
Selama dua tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana sang ibu tua membawa pulang air hanya satu setengah tempayan.
Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya.
Namun tempayan yg retak merasa malu akan kekurangannya dan sedih, sebab dia hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.

Setelah dua tahun yang dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia berbicara kepada ibu tua di dekat sungai. "Aku malu, sebab air bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumah mu."
Ibu itu tersenyum dan menjawab,
"Tidakkah kau lihat bunga yang beraneka ragam di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yang lainnya? Aku sudah tau kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu dan setiap hari dalam perjalanan pulang kau menyirami benih-benih itu, selama dua tahun ini pula aku bisa memetik bunga-bunga yang cantik untuk menghias meja.
Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak bisa seasri seperti ini sebab tidak ada bunga."

Kita semua punya kekurangan ...
Namun kekurangan itulah yang menjadikan hidup kita bersama menjadi menyenangkan dan memuaskan dengan saling melengkapi satu dengan yang lain.
Kita harus bisa menerima setiap orang apa adanya dan mencari yang terbaik dalam diri mereka.

Saudaraku sesama tempayan yang retak, semoga harimu menyenangkan.
Jangan lupa mencium wanginya bunga di jalurmu :-)


Baca Selengkapnya ....

Sudah Bersyukurkah Kita??

Posted by DIAZ 0 comments
Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, "Beri kami sedekah, Bu!"

Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, "Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami
tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!"

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, "Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"
Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.

Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.
Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"


Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.

Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya.

Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!"

Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:
"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!

Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.

Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah."

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu

Baca Selengkapnya ....

Sup Batu

Posted by DIAZ 0 comments
Pada suatu hari, tiga orang bijaksana berjalan melintasi sebuah desa kecil.

Desa itu tampak miskin. Tampak dari sawah-sawah sekitarnya yang sudah tidak menghasilkan apa-apa lagi. Ya, memang telah terjadi perang di negeri itu – dan sebagai rakyat jelata – merekalah yang kena dampaknya. Macetnya distribusi pupuk, bibit, dan kesulitan-kesulitan lain membuat sawah mereka tidak mampu menghasilkan apa-apa lagi. Cuma beberapa puluh orang yang masih setia tinggal di desa itu.

Sekonyong-konyong beberapa orang mengerubuti tiga orang bijaksana itu. Dengan memijit-mijit tangan dan punggung tiga orang itu, orang-orang desa memelas dan meminta sedekah, roti, beras, atau apalah yang bisa dimakan.

Satu dari tiga orang bijaksana itu lalu bertanya kepada penduduk desa itu, “Apakah kalian tidak punya apa-apa, hingga kalian meminta-minta seperti ini ?”

“Kami tidak memiliki apapun untuk dimakan, hanya batu-batu berserakan itu yang kita miliki.” Jawab salah satu penduduk desa.

“Maukah kalian kuajari untuk membuat sup dari batu-batu itu ?” Tanya orang bijaksana sekali lagi.

Dengan setengah tidak percaya, penduduk itu menjawab, “Mau..”

“Baiklah ikutilah petunjukku.” Orang bijaksana itu menjelaskan, “Pertama-tama, ambil tiga batu besar itu, lalu cucilah hingga bersih !” perintah orang bijaksana sambil menunjuk tiga buah batu sebesar kepalan tangan. Orang-orang pun mengikuti perintahnya.

Sesudah batu itu dicuci dengan bersih hingga tanpa ada pasir sedikitpun di permukaannya. Orang bijaksana itu lalu menyuruh penduduk untuk menyiapkan panci yang paling besar dan menyuruh panci itu untuk diisi dengan air. Ketiga batu bersih itupun lalu dimasukkan ke dalam panci – dan sesuai dengan petunjuk orang bijaksana itu – batu-batu itupun mulai direbus.

“Ada yang dari kalian tau bumbu masak ? Batu-batu itu tidak akan enak rasanya jika dimasak tanpa bumbu.” Tanya orang bijaksana.

“Aku tahu !” seru seorang ibu, kemudian ia mengambil sebagian persediaan bumbu dapurnya, kemudian meraciknya, dan memasukkannya kedalam panci besar itu.

“Adakah dari kalian yang memiliki bahan-bahan sup yang lain ?” Tanya orang bijaksana itu. “Sup ini akan lebih enak jika kalian menambahkan beberapa bahan lain, jangan cuma batu saja.”

Beberapa penduduk mulai mencari bahan-bahan makanan lain di sekitar desa. Beberapa waktu kemudian dua orang datang dengan membawa tiga kantung kentang. “Kami menemukannya di dekat kali, ternyata ada banyak sekali kentang liar tumbuh disana.” Katanya. Kemudian orang itu mengupas, mencuci, dan memotong-motong kentang-kentang itu dan memasukkannya ke dalam panci.

Kurang dari satu menit, seorang ibu datang dengan membawa buncis dan sawi. “Aku masih punya banyak dari kebun di belakang halaman rumahku.” Kata ibu itu, lalu ibu itu meraciknya dan memasukkannya ke dalam panci.

Sesaat, datang pula seorang bapak dengan tiga ekor kelinci di tangannya. “Aku berhasil memburu tiga ekor kelinci, kalau ada waktu banyak, mungkin aku bisa membawa lebih lagi, soalnya aku baru saja menemukan banyak sekali kawanan kelinci di balik bukit itu.” Dengan bantuan beberapa orang, tiga kelinci itu pun disembelih dan diolah kemudian dimasukkan ke dalam panci.

Merasa telah melihat beberapa orang berhasil menyumbang sesuatu. Penduduk-penduduk yang lain tidak mau kalah, mereka pun mulai mencari-cari sesuatu yang dapat dimasukkan ke dalam panci sebagai pelengkap sup batu.

Kurang dari satu jam, beberapa penduduk mulai membawa kol, buncis, jagung, dan bermacam-macam sayuran lain. Tak hanya itu, anak-anak juga membawa bermacam-macam buah dari hutan. Mereka berpikir akan enak sekali jika buah-buah itu bisa dijadikan pencuci mulut sesudah sup disantap. Ada pula seorang bapak yang membawa susu dari kambing piaraannya, dan ada pula yang membawa madu dari lebah liar yang bersarang di beberapa pohon di desa itu.

Beberapa jam kemudian sup batu itu telah matang. Panci yang sangat besar itu sekarang telah penuh dengan berbagai sayuran dan siap disantap. Dengan suka cita, penduduk itu makan bersama dengan lahapnya. Mereka sudah sangat kenyang, hingga mereka lupa ‘memakan’ batu yang terletak di dasar panci.

Tiga orang bijaksana itu hanya tersenyum melihat tingkah para penduduk itu. Dan mereka pun sadar, sekarang waktunya mereka untuk meneruskan perjalanan. Mereka mohon diri untuk meninggalkan desa itu. Sebelum beranjak pergi, seorang bapak sekonyong-konyong memeluk dan menciumi ketiga orang itu sambil berkata, “Terima kasih telah mengajari kami untuk membuat sup dari batu..”

Baca Selengkapnya ....

Jagalah Shalatmu!

Posted by DIAZ Wednesday, January 30, 2013 2 comments
Rasulullah SAW. bersabda, "Barangsiapa menjaga shalat, niscaya di muliakan oleh Allah dengan lima kemuliaan" :

1. Allah menghilangkan kesempitan hidupnya

2. Allah hilangkan siksa kubur darinya

3. Allah akan memberikan buku catatan amalnya dengan tangan kanannya

4. Dia akan melewati jembatan (Shirat) bagaikan kilat

5. Akan masuk syurga tanpa hisab

Dan barangsiapa yang menyepelekan shalat, niscaya Allah akan mengazabnya dengan lima belas siksaan ; enam siksa di dunia, tiga siksaan ketika mati, tiga siksaan ketika masuk liang kubur dan tiga siksaan ketika bertemu dengan Tuhannya (akhirat).

Adapun siksa di dunia adalah :
=============== ==========

1. Dicabut keberkahan umurnya\

2. Dihapus tanda orang saleh dari wajahnya

3. Setiap amal yang dikerjakan, tidak diberi pahala oleh Allah

4. Tidak diterima do'anya

5. Tidak termasuk bagian dari do'anya orang-orang saleh

6. Keluar ruhnya (mati) tanpa membawa iman

Adapun siksa ketika akan mati :
=============== ===========

1. Mati dalam keadaan hina

2. Mati dalam keadaan lapar

3. Mati dalam keadaan haus, yang seandainya diberikan semua air laut tidak akan menghilangkan rasa hausnya

Adapun siksa kubur :
=============== ======

1. Allah menyempitkan liang kuburnya sehingga bersilang tulang rusuknya

2. Tubuhnya dipanggang di atas bara api siang dan malam

3. Dalam kuburnya terdapat ular yang bernama Suja'ul Aqro' yang akan menerkamnya karena menyia-nyiakan shalat. Ular itu akan menyiksanya, yang lamanya sesuai dengan waktu shalat

Adapun siksa yang menimpanya waktu bertemu dengan Tuhan:
=============== ==========

Apabila langit telah terbuka, maka malaikat datang kepadanya dengan membawa rantai. Panjang rantai tsb. tujuh hasta. Rantai itu digantungkan ke leher orang tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya. Lalu malaikat mengumumkan : 'Ini adalah balasan orang yang menyepelekan perintah Allah'. Ibnu Abbas r.a berkata, 'seandainya lingkaran rantai itu jatuh ke bumi pasti dapat membakar bumi'.

Allah tidak memandangnya dengan pandangan kasih sayang-Nya Allah tidak mensucikannya dan baginya siksa yang pedih.
Menjadi hitam pada hari kiamat wajah orang yang meninggalkan shalat, dan sesungguhnya dalam neraka Jahannam terdapat jurang yang disebut "Lam-lam". Di dalamnya terdapat banyak ular, setiap ular itu sebesar leher unta, panjangnya sepanjang perjalanan sebulan. Ular itu menyengat orang yang meninggalkan shalat sampai mendidih bisanya dalam tubuh orang itu selama tujuh puluh tahun kemudian membusuk dagingnya.

SUBHANAALLAH,,, Semoga Catatan ini dapat membuka hati kita sekalian, Sehingga kita sadar mana yg wajib kita laknasanakan dan yang Wajib kita tinggal kan....Aamiin,,

Baca Selengkapnya ....

Haruskah Memberi Kepada Peminta-minta?

Posted by DIAZ 0 comments
Di Sebuah Pengajian salah seorang Santri bertanya kepada gurunya :

" Guru, mengapa kita perlu bersedekah ? Haruskah kita memberi kepada peminta-minta yg sering mendatangi rumah kita ? Padahal kita tdk yakin apakah mereka itu layak atau tidak diberi sedekah ?..."

Sang Kyai yg bijak tsb sambil tersenyum menjawab....

"Kalau kita ingin mengirim sesuatu ke tempat yg jauh lewat ekspedisi, kira-2 perlu biaya yg mahal nggak ya ? "

"Oh Iya pasti Guru ...biayanya pasti mahal karena alamat yg dituju sangat jauh" jawab salah seorang santri.

" Oke, nah sekarang Guru tanya, jika ternyata ada orang yg datang ke rumah kita dan dia bersedia mengantarkan paket kita ke tempat yg jauh tsb , dan sama sekali tdk dipungut biaya alias Gratis, ada yang mau nggak " tanya Pak Kyai tsb kemudian.

" Ya tentu kita semua mau Guru" jawab beberapa santri hampir berbarengan.

" Nah, begitulah seharusnya... Paket itu bisa kita umpamakan dgn sedekah kita .....Kita semua disini meyakini utk hidup selamat nantinya dikehidupan abadi kelak setelah kita mati,... maka kita perlu banyak membawa bekal ke akhirat termasuk sedekah kita.......Ada yang tahu diantara santri2 ku sekarang ini, persisnya di mana akhirat itu ? Jauh apa dekat ya ?" Tanya sang Guru lagi.

Semua Santri terdiam...karena memang tdk ada yg tahu jawabannya...

"Nah.....peminta-minta tsb bisa kita samakan dgn orang yg datang ke rumah kita... dan dia mau mengantarkan paket atau sedekah kita ke akhirat yang kita sendiri tidak tahu berapa jauh dan dimana akhirat itu,... secara gratis lagi tanpa dipungut biaya seperserpun ..., dan hanya peminta2 itulah yang tahu persis alamatnya....bahkan dia menjamin paket tsb pasti sampai....Masih ada yg tidak mau menitipin paketnya ?" Jelas Pak Kyai tsb sambil tersenyum kepada murid2 nya....

Para Santri terlihat mulai mengangguk2 anggukan kepalanya tanda mulai menyimak dan mengerti maksud kiasan yg disampaikan oleh Guru mereka....

" Masalah apakah peminta-minta tsb layak atau tidak diberi sedekah, janganlah kita jadikan alasan utk tidak memberi...." Lanjut Pak Kyai.

" Tidak ada orang yg mau menghinakan diri utk meminta2 kalau memang ada pilihan yang lebih baik....yang jelas kita berniat utk bersedekah...biarlah Allah yg menilai keikhlasan dari Sedekah kita....bukankah perbuatan baik atau tdk seseorang tsb dinilai dari niatnya ?" Kata Pak Kyai tsb memperjelas ceramahnya.

Seorang Ulama Besar, Syaikh Abdul Qadir Jailani pernah berkata :

" Jangan menolak dan mengusir peminta-minta, sementara engkau sanggup memberikan sesuatu baik sedikit ataupun banyak"

" Sukailah kebiasaan memberi kepada orang lain, karena ALLAH sangat senang 'memberi'. dan bersyukurlah, karena ALLAH telah menjadikanmu mampu untuk memberi "

" Celakalah jika engkau menolak peminta-minta, sementara peminta-minta itu adalah hadiah dari ALLAH dan engkau mampu untuk memberinya "

Setelah mendengar wejangan sang Guru secara panjang lebar, Kini semua santri mulai paham betapa pentingnya bersedekah, dan mereka sangat senang dan bangga memiliki guru sebijak Pak Kyai mereka yg selalu bisa menjelaskan setiap pertanyaan yg diajukan secara sederhana dan contoh yang jelas...shg sangat mudah di pahami dan diamalkan.

Baca Selengkapnya ....

Pak Kyai dengan Si Burung Beo

Posted by DIAZ 0 comments

Sebuah kisah tentang seekor burung Beo yang dipelihara oleh seorang ulama (Kyai) di sebuah pesantren. Sang Kyai mengajari burung Beonya itu mengucapkan kalimat sapaan-sapaan islami termasuk kalimat Thoyyibah. Dan si Beo pun sangat familiar sekali mendengarkan dan mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, karena dia memang berada dilingkungan pesantren yang sangat islami, jauh dari mendengar perkataan-perkataan yang tidak senonoh. 

Pada suatu ketika, sang Kyai lupa menutup kandang Beo tersebut setelah selesai memberi makan si Beo, dan tanpa disadari oleh Beliau ada seekor kucing telah mengintai si Beo tersebut. Dan si kucing pun dengan bebas menerobos masuk kandangnya dan mengigit si Beo tersebut dan memakannya. 

Dalam ketakutan, kesakitan dan tidak bisa berdaya tersebut, si Beo itu hanya bisa berteriak "Keak....keak... keak..." hingga suaranya terdengar oleh sang kyai. Beliau segera bergegas menuju suara tersebut, dan sesampainya dikandang, dilihatnya si Beo telah mati digigit oleh sang kucing keluar dari kandangnya. 

Sejenak sak Kyai terpekur melihat kejadian tersebut dan menangis sejadinya, kemudian Beliau begegas masuk kamar nya dan mengunci diri hingga beberapa hari. Para santri pun heran kenapa sang kyai berbuat seperti itu, begitu sedihnya ditinggal mati beonya ?. Padahal selama ini Beliau selalu bertutur bahwa musibah, malapetaka dan kematian itu hanya Allah lah yang mengatur, kita sebagai hambanya harus senantiasa bertawakal kepadaNYA. 

Ditengah ketidakpastian tersebut, para santri berembuk dan merekapun setuju untuk mengirim seorang utusan, menemui kyai nya untuk bertanya apa sebenarnya yang disedihkan oleh Kyai tersebut, masak hanya karena ditinggal mati oleh si Beo tersebut sang Kyai jadi amat sangat bersedih sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar pada mereka. 

Begitu utusan tersebut diperbolehkan menghadap, utusan tersebut dengan santun dan rasa hormat menyampaikan uneg-unegnya "Pak Kyai.... sebelumnya kami memohon maaf jika pertanyaan kami dianggap lancang, namun kami juga bersedih jika Kyai mengurung diri terus di kamar dan tidak lagi mengajarkan ilmu kepada kami, jika kami boleh tahu.. apa sebenarnya yang menyebabkan pak Kyai begitu sangat bersedih.., kalau itu dikarenakan matinya si Beo, kami semua sanggup membelikan puluhan beo-beo lain untuk Pak Kyai, sehingga Pak Kyai dapat menghilangkan kesedihan dan mengajar kami kembali".Seraya menghirup napas dalam-dalam, sang Kyai menjawab: "Santri - santriku tercinta... bukan kematian Beo itu yang sangat aku sedihkan, tetapi hikmah dari Allah SWT. yang terkandung dalam peristiwa itu yang membuat aku sangat ketakutan".

"Hikmah apakah yang Pak Kyai maksudkan ? " sambung para santri serempak. 

"Si Beo yang berada di lingkungan kita ini, insya Allah tidak pernah melihat dan mendengar hal-hal yang tidak baik, apalagi maksiat. Bahkan telah aku ajarkan pada Beo itu kata-kata yang baik khususnya kalimat Thoyyibah, tetapi ketika ia meregang nyawa, dia tidak dapat mengucapkan sepatah katapun kalimat tersebut, selain hanya suara "keak...keak.." yang kudengarkan dari mulutnya. 

Dari peristiwa tersebut aku jadi berfikir, dan yang membuatku bersedih adalah bagaimana dengan nasibku dan kalian-kalian semua, apakah sama dengan nasib si Beo tersebut. Meskipun hampir setiap nafas kita selalu mengucapkan kata-kata yang baik, termasuk kalimat Thoyyibah, tetapi dapatkah kita menjamin bahwa kita nanti mampu mengucap ”LA ILAHA ILLALLAH” ketika sang malaikat maut menjemput kita ??? 

Wallahualam 

Semoga sepenggal kisah diatas bisa dijadikan renungan bagi kita .....


Baca Selengkapnya ....

Life Is So Beautiful

Posted by DIAZ Tuesday, January 29, 2013 0 comments
Allah tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru.
Bunga selalu mekar.
Dan mentari selalu bersinar.

Tapi ketahuilah Dia selalu memberi pelangi di setiap badai.
senyum di setiap air mata
Berkah di setiap cobaan
Dan jawaban di setiap doa

Jangan pernah MENYERAH
Terus BERJUANGLAH

Life is so beautiful

Karena hidup bukanlah sebuah tujuan
Melainkan sebuah perjalanan, maka NIKMATILAH...

Satu hal yang membuat kita dewasa adalah masalah
Satu hal yang membuat kita hancur adalah putus asa
Satu hal yang membuat kita maju adalah usaha
Dan satu hal yang membuat kita kuat adalah DOA...

So, Keep believing to Allah :-)

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Cikaha Fashion Store - Original design by Weeldan | Copyright of Blogging Yuuk!!.

Followers